MJSULBAR.COM - Hudzaifah
bin Yaman, seorang sahabat Rasulullah yang dijuluki Shahibu As-Sirr
(Orang mengetahui rahasia) pernah bercerita, bahwa suatu saat Umar bin
Khattab bertanya,
"Siapa di antara kalian yang masih ingat sabda Rasulullah tentang fitnah?"
Maka Hudzaifah berkata, "Aku, masih ingat seperti yang beliau sabdakan."
"Sampaikanlah, karena memang engkau yang patut menyampaikannya." kata Umar.
Hudzaifah melanjutkan, "Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
"Fitnah seseorang dalam keluarganya, harta, anak dan tetangganya akan terhapus oleh amalan shalat, puasa, sedekah, amar ma'ruf dan nahi munkar"
Umar lalu berkata, "Bukan itu yang aku maksud, tetapi fitnah yang meluas seperti gelombang lautan."
Hudzaifah berkata, "Wahai amirul mu'minin, baiklah akan aku sampaikan pada engkau. Sesungguhnya di antara engkau dan fitnah itu terdapat sebuah pintu yang terkunci."
Umar bertanya lagi, "Apakah pintu itu akan dibuka (dengan pelan) ataukah dirusak (sehingga tidak bisa tertutup lagi)?
Hudzaifah menjawab, "Tidak (dibuka pelan). Bahkan pintu itu dirusak."
Umar berkata, "Kalau demikian, maka selamanya pintu itu tak dapat dikunci kembali."
Kami (Syaqiq, muridnya Hudzaifah) bertanya, "Apakah Umar mengerti pintu yang dimaksud siapa?"
Hudzaifah menjawab, "Ya, Dia mengerti. Sebagaimana Dia menegerti bahwa setelah pagi adalah datangnya malam hari."
Lalu di kesempatan lain Masruq bertanya kepada Hudzaifah untuk memeperjelas, "Siapa yang dimaksud pintu itu?"
Hudzaifah menjawab, "Umar."
HR. Bukhori
Demikianlah Khalifah Umar. Beliau adalah dinding pembatas akan datangnya fitnah. Tak dapat dipungkiri, memang menjadi kenyataan, setelah beliau wafat, maka muncullah beberapa fitnah bertubi-tubi.
Di antara fitnah tersebut ialah, tragedi pengepungan dan pembunuhan khalifah Usman bin Affan oleh orang Islam sendiri, perang saudara Antara Khalifah Ali bin Thalib dan Aisyah binti Abu Bakar dan lainnya.
"Sampaikanlah, karena memang engkau yang patut menyampaikannya." kata Umar.
Hudzaifah melanjutkan, "Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ، تُكَفِّرُهَا
الصَّلاَةُ، وَالصَّدَقَةُ، وَالأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ
المُنْكَرِ
"Fitnah seseorang dalam keluarganya, harta, anak dan tetangganya akan terhapus oleh amalan shalat, puasa, sedekah, amar ma'ruf dan nahi munkar"
Umar lalu berkata, "Bukan itu yang aku maksud, tetapi fitnah yang meluas seperti gelombang lautan."
Hudzaifah berkata, "Wahai amirul mu'minin, baiklah akan aku sampaikan pada engkau. Sesungguhnya di antara engkau dan fitnah itu terdapat sebuah pintu yang terkunci."
Umar bertanya lagi, "Apakah pintu itu akan dibuka (dengan pelan) ataukah dirusak (sehingga tidak bisa tertutup lagi)?
Hudzaifah menjawab, "Tidak (dibuka pelan). Bahkan pintu itu dirusak."
Umar berkata, "Kalau demikian, maka selamanya pintu itu tak dapat dikunci kembali."
Kami (Syaqiq, muridnya Hudzaifah) bertanya, "Apakah Umar mengerti pintu yang dimaksud siapa?"
Hudzaifah menjawab, "Ya, Dia mengerti. Sebagaimana Dia menegerti bahwa setelah pagi adalah datangnya malam hari."
Lalu di kesempatan lain Masruq bertanya kepada Hudzaifah untuk memeperjelas, "Siapa yang dimaksud pintu itu?"
Hudzaifah menjawab, "Umar."
HR. Bukhori
Demikianlah Khalifah Umar. Beliau adalah dinding pembatas akan datangnya fitnah. Tak dapat dipungkiri, memang menjadi kenyataan, setelah beliau wafat, maka muncullah beberapa fitnah bertubi-tubi.
Di antara fitnah tersebut ialah, tragedi pengepungan dan pembunuhan khalifah Usman bin Affan oleh orang Islam sendiri, perang saudara Antara Khalifah Ali bin Thalib dan Aisyah binti Abu Bakar dan lainnya.
Semoga bermanfaat. Boleh dibagikan kepada teman-teman Anda 
:)
=============================
Baca artikel lainnya di https://web.facebook.com/masmubaligh/
:)=============================
Baca artikel lainnya di https://web.facebook.com/masmubaligh/
