-->

Followers

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Belajar Ilmu Setahap Demi Setahap

By On December 12, 2017



MJSULBAR.COM - Sudah menjadi keharusan bagi setiap insan agar mempelajari berbagai ilmu yang menunjang kehidupannya. Tanpa ilmu, ibarat orang berjalan dalam kegelapan tanpa alat penerang, ia akan tersesat dan tertabrak dengan benda-benda di sekitarnya.

Ilmu yang kita perlukan sangatlah banyak. Mulai dari ilmu tentang praktik beribadah kepada Rabb, sampai ilmu tentang terkecil pun, semisal cara memasak, cara merawat badan, cara bekerja, dan lainnya harus kita pahami.

Yang patut diperhatikan ialah, setelah kita memiliki ilmu tertentu, maka sebaiknya tetap rendah hati dan tidak merasa sombong. Oleh karena itu, dalam belajar dan menguasai ilmu tentang sesuatu, hendaknya kita pahami adab-adab dan tahapan orang yang berilmu.

Dalam suatu nasihat dijelaskan;

العلم ثلاثة أشبار، من دخل في الشبر الأول، تكبر ومن دخل في الشبر الثانى، تواضع ومن دخل في الشبر الثالث، علم أنه ما يعلم. ( حلية طالب العلم في فصل السابع )

"Ilmu itu tiga jengkal (tingkatan). Siapa yang memasuki jengkal pertama, maka ia menjadi sombong. Siapa yang masuk jengkal kedua, ia menjadi tawaadhu` (rendah hati). Dan, siapa yang masuk jengkal ketiga, maka ia tahu bahwa ia tidak (belumlah) berilmu."

Penjelasan :

Yang pertama

adalah mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, tapi dia merasa angkuh akan ilmu yang dimilikinya.

Tak mau menerima nasehat orang lain, karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang lain yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkan._
 
Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang dia juga mengatakan “sudah berpengalaman” karena usianya yang lebih tua, namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan.

Terkadang ada yang berpendidikan tinggi, namun dia tak mengerti akan arti ilmu yang dimilikinya. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak.

Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh orang banyak. Hanya nafsu yang diutamakan, sehingga emosi tak dapat dikendalikan, maka ucapannya pun mengandung kekejian.

Yang kedua

adalah sebuah tingkatan yang membuat semua orang mencintainya, karena kepribadiannya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan dalam dadanya, dia tetap merendah hati tiada meninggi.

Semakin dia rendah hati, maka semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya.

Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara._

Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicintai manusia dan insya’ Allah, Allah SWT pun mencintainya.

Yang ketiga

adalah yang teristimewa. Dia yang selalu merasa dirinya tetap tidak mengetahui apa-apa, meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dadanya.

Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya.

Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, maka semakin banyak pula didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru dia bukan hanya tawadhu’, bahkan lebih mulia dari itu.

Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya didalamnya lantaran luasnya ilmu yang dimilikinya.

Kita berdoa kepada Allah semoga diberi ilmu yang bermanfaat bagi diri dan orang lain.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
اللَّهُمَّ فَقِّهْنَا فِي الدِّينِ وَعَلِّمْنَا التَّأْوِيلَ
آمين
Semoga bermanfaat :)
================
www.facebook.com/masmubaligh

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »