MJSULBAR.COM - Seseorang yang mendapat gelar Ustadz, Mubaligh, Da'i dan sejenisnya tentu adalah orang yang dipandang baik oleh masyarakat. Dia adalah sumber ilmu dan suri tauladan bagi kita semua. Dialah sosok yang selalu menjadi figur dan guru bagi umat.
Sering kita jumpai Beliau memberikan taushiyah, ceramah, khotbah, nasehat dan bimbingan di berbagai tempat. Kadang di masjid, di Panggung, di Gedung, di Sekolah atau di tempat-tempat pertemuan.
Mungkin di benak kita kadang terbesit harapan ingin menjadi seperti dirinya, yang punya wawasan luas, sangat populer di publik dan ahli berpidato.
Tak sedikit orang berdecak kagum saat melihat Sang Ustadz/ Mubaligh/ Da'i sedang tampil. Pujian dan ucapan terima kasih begitu mudah terlontar untuknya, bahkan tak segan-segan memberinya sepucuk amplop berisi lembaran mata uang.
Namun siapa sangka, dibalik semua itu, Beliau ternyata punya risiko yang harus ia hadapi. Tidak selamanya apa yang kita saksikan sesuai dengan kenyataan. Penting bagi kita untuk mengetahuinya apa saja risikonya, apalagi yang saat ini aktif berdakwah dan menjadi bagian dari mereka.
1. Allah sangat murka padanya bila hanya pandai berceramah tapi tak mau mengamalkan
Allah berfirman dalam Al-Quran
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
"Besar murkanya di sisi Allah, jika kalian mengatakan apa yang kalian tidak lakukan". (Q.S Shaf: 2)
2. Dia adalah salah satu dari 3 golongan yang dibuang ke dalam api neraka
Rasulullah pernah menceritakan kisah panjang tentang 3 golongan yang ahli beribadah tetapi dimasukkan ke dalam neraka,
...وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ، وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ،
فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ
فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ، وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ
الْقُرْآنَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ
لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ،
فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ
فِي النَّارِ
"Dan didatangkan pula seseorang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, Allah bertanya: "Apa yang telah kamu perbuat", Dia menjawab: "Saya telah belajar ilmu dan mengajarkannya, saya juga membaca Al-Quran demi Engkau". Allah berfirman: "kamu dusta, kamu melakukan semua itu agar disebut seorang yang mahir membaca, dan kini kamu telah dikatakan seperti itu." Kemudian diperintahkan supaya dia dilemparkan ke dalam neraka. (H.R Muslim no. 1905)
3. Harus rela menerima berapapun upah yang diberikan padanya walaupun sedikit
Sudah menjadi perilaku para Nabi terdahulu ketika menyampaikan ilmu kepada kaumnya tidak menarik bayaran sedikitpun. Sebab ia yakin bahwa semua jerih payah dan pengorbanannya langsung dibalas oleh Allah, bukan manusia. Demikian halnya seorang Ustadz, Da'i dan Mubaligh.
Dalam Al-Quran telah dijelaskan
يَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلَا تَعْقِلُونَ
"Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Apakah kalian tidak berpikir." (Q.S Hud: 51)
4. Siap menerima celaan dan hinaan
Sudah menjadi sunnahtullah bahwa, siapa pun yang membawa kebenaran akan menerima rintangan dan celaan. Sama-sama kita ketahui, bahwa para Nabi terdahulu pun menuai banyak cibiran dari kaumnya.
Salah satu Nabi tersebut ialah Nabi kita Muhammad SAW. tak sedikit beliau memperoleh cemooh. bukan hanya dari orang lain, bahkan keluarga beliau pun turut memprotesnya. Ada yang mengatakan beliau itu gila, tukang syair, tukang sihir dan lain-lain
Al-Qur'an menjelaskan,
كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ
"Demikianlah setiap kali seorang Rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, mereka (kaum) pasti mengatakan, "Dia (Rasul) itu hanya penyihir atau orang gila". (Q.S Adz-Zariyat: 52)
5. Rawan bersikap sombong dan riya' sebab Dipuji Berlebihan
Ini yang berbahaya. Sikap sombong harus selalu diwaspadai, sebab mengintai di mana-mana. Biasanya, sikap ini menyelimuti orang-orang yang punya banyak kelebihan. Apalagi bila yang bersangkutan mendapat banyak pujian di hadapan publik secara langsung.
Akhirnya bisa menimbulkan riya' dan sombong. Merasa dirinya lebih baik dan lebih mulia dibanding orang lain sebab tingginya ilmu pada dirinya. Waspadalah dan selalu memohon perlindungan kepada Allah. Allah secara tegas telah melarang hal ini.
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
"Maka janganlah kalian menganggap dirinya suci (lebih mulia/lebih baik), sebab Allah lebih tahu tentang orang yang bertakwa". (Q.S An-Najm: 32)
Demikianlah, semoga bermanfaat. Boleh dibagikan kepada teman sesama mubaligh.
====================
Baca artikel lainnya di https://web.facebook.com/masmubaligh