MJSULBAR.COM - Dalam rangka memberikan pendidikan tentang rumah tangga, DPD LDII Kota Makassar mengadakan Makassar Muslimah Talkshow 2018 (Marsmallow 2018) dengan tema "Muslimah Sehat dan Cerdas Sesuai Sunnah". Kegiatan yang mengambil judul “Mempersiapkan Generus Dalam Menyongsong Kehidupan Berumah Tangga” ini dilaksanakan di Aula Gedung Telkom Indonesia Jalan AP. Pettarani No. 4, Gunung Sari, Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/09/2018).
Menikah muda saat ini bukan menjadi hal yang tabu, melalui program yang diadakan keputrian LDII Kota Makassar diharapkan dapat memberikan bekal, pengetahuan dan pendidikan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Remaja putri LDII yang belum menikah dibekali gambaran tentang perannya kelak sebagai istri, baik istri sebagai ibu rumah tangga ataupun sebagai wanita karir.
Kegiatan diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh hafidzah Saroh Qurrota A’yun dan dibuka langsung oleh Ir. Rahmat Wahid selaku pembina generus LDII Kota Makassar. Dalam sambutannya Rahmat menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap para remaja putri LDII atas gagasannya dalam mengadakan kegiatan ini. “Pentingnya kegiatan ini karena LDII membina generus dari usia dini hingga berkeluarga, terutama untuk membekali remaja putri dalam berumah tangga” papar Rahmat.
Acara ini dihadiri 150 peserta yang diikuti remaja putri LDII se-kota Makassar. Kegiatan berisi talkshow dengan mengundang pemateri berdasarkan bidangnya masing-masing yaitu perspektif wanita kari Ir. Hj. Aryanti Susilowati, M.Si, perspektif ibu rumah tangga, Hj. Zukirah Nawing Ishak A. Balado, perspektif psikologi Jawiana Saokani, S.Si, M.Pd, dan perspektif islam Ir. Jaya Baya, MM.
Tujuan acara ini sebagai bekal kepada remaja putri LDII agar siap membina rumah tangga sesuai syariat islam serta mewujudkan pendidikan keluarga yang dapat menopang kemajuan bangsa dan negara.
Materi pertama disampaikan dari perspektif wanita karir, bahwa wanita karir itu pilihan. “Sekalipun berkarir, tanggung jawab sebagai seorang istri tetap harus dilaksanakan” ungkap Aryanti. Sebagai wanita karir harus punya manajemen waktu dan setinggi apapun wanita berkarir, istri wajib menjaga harta suami dalam hal ini adalah anak. “Ketika bekerja diniati perjuangan maka akan bernilai pahala dan dinilai sebagai sodaqoh, itulah keistimewaan istri yang bekerja” lanjut Ariyanti yang berprofesi sebagai dosen STITEK Balik Diwa Makassar. Akhir materi Ariyanti berpesan ketika bekerja supaya tetap menjaga auratnya.
“Dalam berkeluarga yang dihadapi itu tidak yang enak-enak saja, karena perlahan akan terlihat watak aslinya masing-masing” ungkap Zukirah. Sebagai ibu rumah tangga, sebelum menikah harus mempunyai mental keimanan, ketulusan dan kesabaran. Zukirah mengingatkan bahwa tugas utama seorang ibu adalah sebagai ibu generasi yaitu ibu yang akan melahirkan anak dan sebagai pendidik generasi yaitu mendidik anak agar menjadi anak sholih sholihah.
Materi ketiga perspektif psikologi tentang manajemen marah. Menurut psikologi karatkter seseorang akan terlihat lima tahun sebelum menikah. Jawiana memaparkan penyebab kemarahan suami istri antara lain rutinitas yang monoton, beban kebutuhan hidup dan gangguan orang ketiga (keluarga). “Solusinya dengan memperhatikan perasaan pasangan, marah tanpa menyinggung harga diri pasangan dan mengingat kelebihan pasangan” urai Jawiana yang juga salah satu dosen STITEK Balik Diwa Makassar.
“Islam meninggikan derajat wanita melalui ahli waris, surat yang terdapat dalam Al Qur’an dan wanita itu dimulyakan oleh Allah” tutur Jaya Baya wanita menurut perspektif islam. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai istri supaya diniati karena Allah, selalu memperbanyak ingat kepada Allah agar bernilai pahala. Adapun surganya istri itu ketika istri melaksanakan sholat dengan tertib, berpuasa di bulan ramadhan, menjaga farji dan kehormatan suaminya.
Peserta sangat antusias dengan paparan pemateri, terlihat dari banyaknya peserta yang ingin bertanya. Di akhir kegiatan diputarkan pula video pendek tentang peran seorang istri sehingga menambah antusias peserta. Selain itu beberapa doorprize pun dibagikan bagi beberapa penanya dan peserta terpilih.
Melalui kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa remaja putri LDII harus mempersiapkan sejak dini baik mental maupun fisik sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Ketika sudah menikah pun harus bisa mewujudkan istri yang sholihah sesuai syaiat islam serta mempunyai manajemen yang baik dalam berumah tangga.
Acara dengan konsep Marsmallow diharapkan dapat menjadi kegiatan yang berkelanjutan setiap tahunnya dengan konsep yang berbeda tiap tahunnya. Selain daripada itu, LDII akan terus memberikan bekal generasinya agar menjadi generasi yang tri sukses (faham agama, berakhlakul karimah dan mandiri) serta dapat mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah.
Diharapkan pula bagi para remaja putri LDII yang mengikuti kegiatan tersebut dapat mengambil manfaat dan dapat dipraktekkan langsung ketika sudah berstatus sebagai istri. Selain itu supaya menjadi wanita dan calon istri yang memiliki 3M , yaitu perempuan yang mampu merawat diri secara fisik maupun mental sehingga menjadi istri yang sholihah, mampu memasak dan mempersiapkan keperluan suami dan anak-anaknya, serta mampu meramut, menjaga, merawat dan mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang baik.